REMAJA
GAUL SUKA TAWURAN
Perkelahian masal,
tawuran antar pelajar, mahasiswa, pengeroyokan antar pemuda kampung dan juga
perkelahian antar kelompok akhir-akhir ini marak terjadi. Bahkan grafiknya
menunjukkan peningkatan. Jika dulu hanya terbatas di Jakarta kota, maka kini
merambah ke kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, Semarang, bahkan
di tempat kelahiran penulis sendiri sering terjadi. Bahkan akhir-akhir ini perkelahian pemuda antar kampung sudah menjadi
trend.
Padahal dengan adanya adab dan etika,
jika dicermati dengan logika yang sehat, bertujuan untuk menyelamatkan harkat
dan martabat yang bersangkutan. Misalnya saja dengan adanya adab ketika
seseorang beranjak dari masa kanak-kanak meningkat (menuju usia) ke masa
remaja. Maka jika seorang remaja benar-benar menurut apa yang sudah menjadi
adab dan etikanya, niscaya dirinya akan menjadi remaja yang berkualitas tinggi,
terutama dilihat dari segi moral dan akhlaknya.
Jika engkau adalah remaja muslim, maka
tawuran atau perkelahian apapun alasannya tidak dapat dibenarkan oleh hukum
negara apalagi hukum Islam.
Ketahuilah ! bahwa mereka yang menjadi
korban tawuran benar-benar akan menjadi mati konyol, yang kematiannya sama-sama
tak bermanfaat. Karena kematian mereka demi mempertahankan hal-hal yang kurang
prinsipil. Mati dalam keadaan euforia kemarahan, dimana ketika itu
kepala-kepala mereka sedang ditunggangi oleh syetan.
Padahal orang-orang yang mati konyol
akibat tawuran, sudah sulit dihitung oleh jari. Tahun 1995–2010 saja telah tercatat
lebih dari 600 orang pelajar meninggal dunia. Dari tahun ke tahun tendensi
perkelahian semakin meningkat yang tentu saja akan diikuti jatuhnya korban jiwa
lebih banyak lagi. Belum lagi jumlah korban akibat tawuran antar kampung. Semua
itu cenderung mengabaikan sisi kebaikan, kelembutan dan kemanusiaan.
Tawuran bukanlah sesuatu yang dapat
kita banggakan. Karena hal tersebut akan dapat mengakibatkan tercorengnya nama
sekolah, lingkungan bahkan orang tua. Tawuran merupakan tindakan radikal
(keras) yang tidak patut dilakukan oleh anak-anak yang berpendidikan. Tawuran
sebenarnya adalah kebiasaan preman-preman yang mungkin didasari rasa
kesetiakawanan. Namun sebenarnya mereka itulah pengecut-pengecut yang tidak
berani menghadapi masalahnya sendiri.
Semakin merebaknya tawuran antar
pelajar maupun tawuran antar warga di kota besar maupun kecil, menimbulkan
tanda tanya besar, bagaimana kelangsungan hidup bangsa jika generasi atau
sebagian dari bangsa tersebut suka tawuran yang implementasinya nanti negara Indonesia
suka mencampuri urusan dan kepentingan bangsa lain yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan peperangan?
Sedangkan hukuman bagi para pelaku
tawuran di Indonesia relatif ringan. Sama sekali tidak membuat pelakunya jera.
Lain halnya dengan hukuman pelaku tawuran di luar negeri. Dimana ada penjara
khusus remaja nakal untuk menghukum remaja-remaja yang bermasalah. Apabila
metode ini diterapkan di Indonesia, mungkin angka kenakalan remaja dapat
ditekan seminim mungkin. Wallahu a'lam bi sawab.
Sumber
: Faruq Al Farabi, Buku Remaja Gaul Kebablasan, Penerbit Lintas Media
Jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Silahkan Jika Anda Ingin Memberikan Komentar, Namun Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan"