REMAJA
GAUL MENJADI KORBAN MODE
Sudah
disebutkan bahwa remajalah yang lebih banyak menjadi sasaran suatu mode terbaru
dari satu produk. Mengapa harus remaja ? .... Karena remajalah yang biasanya
suka sok modern, belum bisa membedakan mana yang lebih pantas untuk dirinya,
belum bisa memilah-milah denga pikiran dewasa, mana yang terbaik untuk dirinya
sendiri. Oleh karena itulah remaja lebih
sering menjadi korban
mode, lebih-lebih remaja putrinya, dibandingkan orang-orang dewasa yang usianya jauh lebih tua
diatasnya. Remaja korban mode adalah mereka yang sadar atau tidak telah
terjerumus atau menjerumuskan diri pada mode-mode jahiliyyah. Korban berarti
kerugian. Disadari atau tidak mereka telah dirugikan oleh mode-mode tersebut.
Kerugian itu dapat berupa kehilangan jati diri sebagai generasi muda Islam atau
kehilangan masa depan.
Dalam
Islam, menjerumuskan diri dalam kerugian atau kecelakaan hukumnya haram.
Menjerumuskan diri pada kecelakaan berarti berbuat kerusakan walaupun terdapat
diri sendiri. Firman Allah Swt. :
Artinya : “Janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Baqarah
: 195)
Sebagai contoh saja
misalnya, remaja yang kebetulan mengalami obsesitas, akhirnya menderita
anorexia sindrome atau penyakit kehilangan nafsu makan yang disebabkan
menjalani program diet yang terlalu ketat. Diet itu dilakukan sebagai upaya
menyesuaikan tuntutan mode yang menharuskannya selalu tampil singset dan
langsing. Ada juga remaja yang telah kehilangan akal sehatnya dengan
memuja-muja artis secara eksesif atau berlebihan sehingga nyaris semua tingkah
laku artis menjadi panutan atau contoh. Bahkan saking mengidolakan dan
memujanya, bertemupun langsung pingsan karena kegirangan. Memandang artis dari
segi enaknya, membuat remaja kesengsem ingin menjadi artis ataupun bintang
film. Jika obsesinya tidak kesampaian, maka menjadi bintang film porno pun
okelah !
Trend baru yang
sedang marak dikalangan pelajar dan mahasiswa adalah menjadi bintang film
porno. Atau mereka bermain sex bebas dengan pacar-pacar mereka, kemudian
direkam dengan kamera digital, dan dijual pada agen-agen syetan untuk di sebar
luaskan menjadi komoditi yang bebas ditonton untuk berbagai kalangan.
Kasus seperti ini
menjadikan kumpul kebo antar mahasiswa dan free sex dikalangan ABG
menjadi hal biasa bahkan menjadi mode yang paling menonjol akhir-akhir ini.
Akhirnya muncul akses sampingan berupa kian maraknya praktek aborsi. Ada pula
remaja yang kehilangan masa depannya karena terjerumus narkoba, terjangkit
penyakit kelamin mematikan karena penganut seks bebas, atau meninggal dunia
karena terlibat gengster atau tawuran. Tidak sedikit pula yang harus mendekam
dalam penjara karena perkosaan (sexual crime) sebagai akabat nonton film
porno.
Umumnya, para
remaja yang terjerumus mode-mode jahiliyyah itu tidak sadar dirinya menjadi
korban. Ketidak tahuan itu sebagai akibat tidak adanya informasi yang benar
sebagai pembanding. Mereka menyangka apa yang dianutnya sebagai mode yang
benar. Hal itu bisa jadi karena keluarga sebagai tempat dia tinggal telah
kehilangan jati diri sebagai keluarga muslim sehingga tidak memberikan
informasi tentang Islam terhadap anggota keluarganya (anak-anak). Atau bisa
jadi lingkungan tempat dia tinggal tidak memiliki sarana Pendidikan Islam
(Majleis Ta’lim) sehingga mental para remaja kering dari nilai-nilai Iman dan
Islam.
Dalam Al-Qur’an pun
secara tersirat telah dihimbau agar sebuah keluarga tidak menanamkan konsep atau
gaya hidup yang akan menyebabkan anggota keluarganya terperosok ke dalam api
neraka.
Dan untuk mengantisipasi hal-hal
yang bisa membuat diri dan keluarganya terperangkap ke jurang kehinaan, maka
ada baiknya memakai konsep ‘Teliti sebelum membeli’. Maksudnya, tidak mudah
percaya dengan berita atau pun kabar yang ditiup-tiupkan oleh orang yang tidak
jelas dan belum tentu kebenarannya. Dalam Al-Qur’an pun ada tuntutan untuk
melakukan hal ini :
Artinya : “Hai
orang-orang yang beriman ! jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita maka perikslah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (QS.Al-Hujurat : 6)
Ketelitian memang
sangat diperlukan, termasuk yang berurusan dengan dunia mode. Karena sekali
salah mempersepsikan diri sendirilah yang menjadi taruhannya. Itulah yang
dinamakan remaja korban mode. Maunya gaul, tapi karena gaulnya kebablasan,
akhirnya keterpurukan yang didapatnya.
Ayat diatas secara
tersirat juga mewajibkan pada kaum muslimin agar berupaya menjaga diri sendiri
dan seluruh keluarga dari api neraka. Secara kontekstual, ayat ini seolah-olah
memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berpegang teguh pada Undang-Undang
Allah Swt. (Al-Qur’an dan As-Sunnah) agar terhindar dari konsep syetan yang
sejak semula memiliki target untuk menggelincirkan manusia dari taat kepada
Allah Swt. Dalam surat An-Naas ayat 5, syetan itu terbagi dua yaitu yang
berbentuk jin (iblis) dan manusia (thagut; Yahudi dan Nashrani).
Sumber
: Faruq Al Farabi, Buku Remaja Gaul Kebablasan, Penerbit Lintas Media
Jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Silahkan Jika Anda Ingin Memberikan Komentar, Namun Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan"