Administrasi Guru PAI Administrasi Guru Produktif Downloads Renungan

Sabtu, 05 Mei 2012

Remaja Gaul Menjadi Korban Mode

REMAJA GAUL MENJADI KORBAN MODE

Sudah disebutkan bahwa remajalah yang lebih banyak menjadi sasaran suatu mode terbaru dari satu produk. Mengapa harus remaja ? .... Karena remajalah yang biasanya suka sok modern, belum bisa membedakan mana yang lebih pantas untuk dirinya, belum bisa memilah-milah denga pikiran dewasa, mana yang terbaik untuk dirinya sendiri. Oleh karena itulah   remaja lebih   sering   menjadi   korban  mode,  lebih-lebih  remaja putrinya, dibandingkan orang-orang dewasa yang usianya jauh lebih tua diatasnya. Remaja korban mode adalah mereka yang sadar atau tidak telah terjerumus atau menjerumuskan diri pada mode-mode jahiliyyah. Korban berarti kerugian. Disadari atau tidak mereka telah dirugikan oleh mode-mode tersebut. Kerugian itu dapat berupa kehilangan jati diri sebagai generasi muda Islam atau kehilangan masa depan.
Dalam Islam, menjerumuskan diri dalam kerugian atau kecelakaan hukumnya haram. Menjerumuskan diri pada kecelakaan berarti berbuat kerusakan walaupun terdapat diri sendiri. Firman Allah Swt. :

Artinya : “Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Baqarah : 195)

Sebagai contoh saja misalnya, remaja yang kebetulan mengalami obsesitas, akhirnya menderita anorexia sindrome atau penyakit kehilangan nafsu makan yang disebabkan menjalani program diet yang terlalu ketat. Diet itu dilakukan sebagai upaya menyesuaikan tuntutan mode yang menharuskannya selalu tampil singset dan langsing. Ada juga remaja yang telah kehilangan akal sehatnya dengan memuja-muja artis secara eksesif atau berlebihan sehingga nyaris semua tingkah laku artis menjadi panutan atau contoh. Bahkan saking mengidolakan dan memujanya, bertemupun langsung pingsan karena kegirangan. Memandang artis dari segi enaknya, membuat remaja kesengsem ingin menjadi artis ataupun bintang film. Jika obsesinya tidak kesampaian, maka menjadi bintang film porno pun okelah !

Trend baru yang sedang marak dikalangan pelajar dan mahasiswa adalah menjadi bintang film porno. Atau mereka bermain sex bebas dengan pacar-pacar mereka, kemudian direkam dengan kamera digital, dan dijual pada agen-agen syetan untuk di sebar luaskan menjadi komoditi yang bebas ditonton untuk berbagai kalangan.
Kasus seperti ini menjadikan kumpul kebo antar mahasiswa dan free sex dikalangan ABG menjadi hal biasa bahkan menjadi mode yang paling menonjol akhir-akhir ini. Akhirnya muncul akses sampingan berupa kian maraknya praktek aborsi. Ada pula remaja yang kehilangan masa depannya karena terjerumus narkoba, terjangkit penyakit kelamin mematikan karena penganut seks bebas, atau meninggal dunia karena terlibat gengster atau tawuran. Tidak sedikit pula yang harus mendekam dalam penjara karena perkosaan (sexual crime) sebagai akabat nonton film porno.

Umumnya, para remaja yang terjerumus mode-mode jahiliyyah itu tidak sadar dirinya menjadi korban. Ketidak tahuan itu sebagai akibat tidak adanya informasi yang benar sebagai pembanding. Mereka menyangka apa yang dianutnya sebagai mode yang benar. Hal itu bisa jadi karena keluarga sebagai tempat dia tinggal telah kehilangan jati diri sebagai keluarga muslim sehingga tidak memberikan informasi tentang Islam terhadap anggota keluarganya (anak-anak). Atau bisa jadi lingkungan tempat dia tinggal tidak memiliki sarana Pendidikan Islam (Majleis Ta’lim) sehingga mental para remaja kering dari nilai-nilai Iman dan Islam.

Dalam Al-Qur’an pun secara tersirat telah dihimbau agar sebuah keluarga tidak menanamkan konsep atau gaya hidup yang akan menyebabkan anggota keluarganya terperosok ke dalam api neraka.

Dan untuk mengantisipasi hal-hal yang bisa membuat diri dan keluarganya terperangkap ke jurang kehinaan, maka ada baiknya memakai konsep ‘Teliti sebelum membeli’. Maksudnya, tidak mudah percaya dengan berita atau pun kabar yang ditiup-tiupkan oleh orang yang tidak jelas dan belum tentu kebenarannya. Dalam Al-Qur’an pun ada tuntutan untuk melakukan hal ini :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman ! jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka perikslah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS.Al-Hujurat : 6)

Ketelitian memang sangat diperlukan, termasuk yang berurusan dengan dunia mode. Karena sekali salah mempersepsikan diri sendirilah yang menjadi taruhannya. Itulah yang dinamakan remaja korban mode. Maunya gaul, tapi karena gaulnya kebablasan, akhirnya keterpurukan yang didapatnya.
Ayat diatas secara tersirat juga mewajibkan pada kaum muslimin agar berupaya menjaga diri sendiri dan seluruh keluarga dari api neraka. Secara kontekstual, ayat ini seolah-olah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berpegang teguh pada Undang-Undang Allah Swt. (Al-Qur’an dan As-Sunnah) agar terhindar dari konsep syetan yang sejak semula memiliki target untuk menggelincirkan manusia dari taat kepada Allah Swt. Dalam surat An-Naas ayat 5, syetan itu terbagi dua yaitu yang berbentuk jin (iblis) dan manusia (thagut; Yahudi dan Nashrani).

Sumber : Faruq Al Farabi, Buku Remaja Gaul Kebablasan, Penerbit Lintas Media Jombang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Silahkan Jika Anda Ingin Memberikan Komentar, Namun Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan"